7 Resiko Bila Anak Diasuh oleh Internet

Hidup di zaman now, akan kesulitan melepaskan diri dari yang namanya Handphone. Ini sudah tidak asing lagi bagi penduduk Indonesia. 

Sehari-hari manusia butuh Handphone. Untuk berkomunikasi, mendapatkan informasi, hingga untuk gaya hidup, gengsi, dan bermain games. Hal yang terakhir ini orang bilang "Untuk refreshing Bang."

Dulu Handphone hanya digunakan para pebisnis, pekerja sukses, para profesional, pejabat penting dan lain sebagainya. Kini, hampir setiap lapisan masyarakat punya Handphone. Bahkan anak-anak pun seringkali lebih lihai menggunakan Handphone.

Games dalam Handphone, ini menarik untuk kita bahas. Penggemar Games berbasis smartphone ini tak hanya anak-anak di kota besar, namun juga di kota kecil dan desa. Sayangnya, orang tua sering salah kaprah dalam beranggapan tentang game. 

Mereka mengira bahwa anaknya cerdas karena pintar bermain game dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Bahkan ada yang menyediakan smartphone di rumah karena berfikir lebih baik bermain game smartphone di rumah dari pada harus ke warnet. Dan sebagian ada yang beralasan lebih baik anaknya bermain game dari pada terjerat rokok, miras maupun narkoba.

Bermain game awalnya tak begitu mengganggu aktivitas sehari-hari, namun jika kecanduan dapat mengganggu tumbuh kembangnya anak. Di antaranya sebagai berikut.

1. Mengabaikan kebutuhan lain. 
Seperti belajar, makan, mandi, tidur dan lebih suka bermain game sendiri di smartphonenya dengan mengurung diri di dalam kamar daripada bergaul dengan saudara atau teman di lingkungan sekitar.

2. Mengganggu kesehatan. 
Berupa gangguan pencernaan, kram tangan, pegal-pegal, mata sembab dan lain-lain karena sering mengabaikan kebutuhan makan, olahraga dan istirahat.

3. Memicu masalah emosi. 
Menjadi sering marah, murung, merasa sendiri dan marah ketika mendapat teguran karena teralalu lama bermain game.

4. Mengalami obsesi. 
Yaitu perasaan tertekan ketika tidak bermain, sehingga anak terus berfikir tentang game dan ingin bermain game dengan waktu yang cukup lama.

5. Mendorong tidak kejujuran.
Biasanya anak-anak berbohong mengenai waktu dan uang yang telah mereka habiskan untuk bermain game agar mereka terus bisa memuaskan kesenangan mereka bermain game.

6. Tidak mampu mengendalikan diri.
Seorang pecandu game, awalnya berencana akan bermain game hanya satu jam, akan tetapi ia melakuakannya selama dua jam atau lebih bahkan mungkin sepanjang malam. Ia melakukan itu karena mengalami kesenangan saat bermain dan kehilangan rasa itu saat berhenti. Untuk mengatasi rasa itu, ia memilih untuk bermain game lebih banyak lagi.

7. Mempengaruhi otak. 
Permainan yang terus-terusan dilakukan menjadi pengalaman baru, seperti proses belajar dan mengingat. Pengalaman baru itu dapat memberikan motivasi bagi otak untuk terus melakukannya dan akhirnya menimbulkan perubahan pada struktur dendritr sel-sel otak. Perubahan tersebut mengakibatkan masalah pada anak dalam mengontrol aktivitas sehari-harinya.

Oleh karena itu di zaman millenal ini orang tua hendaknya harus lebih berhati-hati dalam mengontrol perilaku anak saat bermain game, bertindak bagaimana caranya agar anak tetap bisa bermain game di smartphonenya tapi tidak sampai kecanduan yang menyebabkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang telah disebutkan di atas.#

Bersama Syafa Day Care
Ayo Didik Anak Kita dengan Nuansa Islami
Penitipan Anak Tanah Baru Depok
Bukit Mampang Residence, Blok K-29, Limo Depok
CP. 0822.1109.2410 (WA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Sholeh, Penyejuk Hati Penggugah Jiwa

Syafa Day Care Islamic Full Day School, Mendidik Anak sejak Dini

Senantiasa Mengajak Kepada Kebaikan